ZAT PENGATUR
TUMBUH TANAMAN
Pada
tanaman, seperti pada hewan, beberapa dari pola kelakuan dan fungsi
diatur oleh hormon. Hormon dibentuk dalam jumlah yang sedikit
pada satu tempat dari tanaman dan ditranslokasikan ke tempat lain
di mana akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hormon alami
dan bahan lain merupakan pesan kimiawi yang secara esensial mempengaruhi banyak
pola perkembangan tanaman.
Harus
dibedakan antara hormon tanaman dan pengatur tumbuh tanaman. Hormon tanaman
adalah substansi alami (dibentuk oleh tanaman itu sendiri) yang
beraksi mengatur aktivitas tanaman. Hormon tanaman yang disintesis secara
kimiawi dapat memberikan reaksi pada tanaman sama dengan yang disebabkan oleh
hormon alami. Sedangkan zat pengatur tumbuh tanaman termasuk hormon tanaman
yang alami maupun yang sintetis tetapi juga yang lain, bahan
kimia bukan nutrisi yang tidak ditemukan secara alami pada tanaman tetapi
bila diaplikasikan ke tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Ada lima
golongan hormon tanaman alami : auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan
asam absisat. Penemuan dan penelitian selanjutnya dari hormon-hormon
tersebut merupakan bagian yang paling menarik dan memberi harapan dalam sejarah
fisiologi tanaman. Akan tetapi dengan begitu banyaknya penelitian tentang
hormon, mekanisme tindakannya di dalam tanaman masih belum sepenuhnya
dimengerti.
AUKSIN
Auksin
merupakan hormon yang pertama ditemukan. Auksin ditemukan pada pertengahan
tahun 1930-an dan kemudian bertahun-tahun auksin dan aktivitasnya di
dalam tanaman diteliti secara intensif di seluruh dunia.
Auksin, baik
yang alami maupun yang sintetis, mempengaruhi tanaman dalam berbagai hal
termasuk pembesaran dan perpanjangan sel, fototropism dan geotropism, dominansi
apikal, pengguguran beberapa bagian tanaman, pembentukan dan perkembangan
bunga, pembentukan akar, pembentukan dan pertumbuhan buah, aktivitas kambium,
pembentukan umbi akar dan umbi batang, dan germinasi biji. Auksin bekerja pada
tingkat sel, mempengaruhi aliran protoplasma dan aktivitas enzim. Auksin
berhubungan dengan banyak mekanisme pengaturan kimiawi yang lain dan dengan
mudah dibawa ke seluruh bagian tanaman, secara prinsip dari arah pucuk ke bawah
(basipetal).
Auksin alami
ada di dalam meristem dan jaringan yang membesar, seperti tunas terminal dan
tunas lateral yang tumbuh aktif, pemanjangan internode, dan embrio yang sedang
berkembang pada biji. Auksin dibentuk dalam jumlah yang relatif besar di dalam
shoot tip atau titik tumbuh terminal dari tanaman dan bergerak ke bagian bawah
dari tanaman melalui jaringan vaskular. Menyebabkan fenomena yang dikenal
sebagai apical dominance, (terhambatnya pertumbuhan tunas lateral oleh
tunas terminal). Auksin jumlah besar pada batang di atas tunas lateral
menghambat pertumbuhannya. Bila tunas pucuk yang mensuplai auksin rusak ataukah
terpotong, tingkat auksin di belakang tunas lateral menurun dan tunas lateral
mulai tumbuh. Inilah sebagian alasan mengapa bila tunas pucuk dihilangkan
beberapa pucuk baru tumbuh dari tunas bawah sepanjang batang.
Auksin alami
yang paling dikenal adalah indolacetic acid (IAA). Beberapa auksin alami yang
lain juga ditemukan tetapi struktur kimianya belum diketahui. Banyak juga
auksin sintetis, yang menginduksi pengaruh yang sama seperti auksin alami.
Beberapa di antaranya adalah indolbutyric acid (IBA), Naphthaleneacetic acid
(NAA), dan 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4D).
Beberapa
penggunaan auksin sintetis yang penting secara komersial adalah :
- Merangsang terbentuknya akar adventif. Salah satu respon pertama sebagai ciri khas auksin adalah mendorong pembentukan akar stek. Dua auksin sintetik, IBA dan NAA, sekarang scr komersial digunakan secara luas pada perlakuan bagian bawah stek untuk merangsang pembentukan tunas adventif.
- Pengendalian gulma. Auksin sintetis, 2,4D secara komersial digunakan secara luas sebagai pembunuh gulma selektif dan menghilangkan pertumbuhan gulma berdaun lebar pada lahan sereal ataukah lahan rumput. Dikenalnya material ini sebagai pembunuh gulma tahun 1946 menyebabkan banyak perubahan dalam metode pengendalian gulma. Karena 2,4 D tidak mahal dan sangat potensial- hanya 0,56 kg/ha yang dibutuhkan ini menyediakan bahan non-toksik untuk menghilangkan gulma berdaun lebar pada areal pertanaman yang luas dari tanaman-tanaman serealia.
- Meningkatkan pembentukan buah. Penyemprotan 4-chloropenoxy acetic acid (4-PCA), auksin sintetis yang sangat mirip 2,4-D secara komersial dipergunakan untuk meningkatkan pembungaan dan pembentukan buah pada tomat.
- Mencegah gugurnya buah sebelum panen. Permasalah yang dihadapi pada pertanaman buah apel, pir dan jeruk adalah gugurnya buah sesaat menjelang buah siap dipanen. Penyemprotan auksin sintetis NAA sekitar 20ppm pada pohon apel dan 10 ppm pada pohon pir yang diaplikasikan sebelum buah mulai jatuh akan menjaga buah tidak gugur hingga beberapa minggu sampai buah masak dan pantas dipanen. Untuk jeruk dan anggur, penyemprotan auksin sintetis 2,4-D sekitar 10 ppm secara efektif menurunkan gugurnya buah-buah muda, terutama dengan memperlambat perkembangan zona absisi pada tangkai buah. Karena materi ini mempunyai kelakuan sebagai herbisida yang kuat maka harus hati-hati dalam penggunaannya untuk menghindari tetesan-tetesan pada waktu penyemprotan terutama pada tanaman-tanaman yang sensitip seperti anggur dan kapas.
- Penyemprotan penjarangan. Penyemprotan auksin (NAA) yang diaplikasikan pada buah sesaat setelah pembungaan efektif dalam penjarangan pembentukan buah yang berlebihan pada apel dan olive. Sehingga bisa disimpulkan bahwa bahan ini, yang bisa menyebabkan pengguguran buah-buah apel yang sangat muda, juga bisa mencegah pengguguran ketika diaplikasikan sesaat sebelum buah-buah apel dan pir dipanen. Auksin nampaknya mempunyai peranan yang berbeda pada dua stadia fisiologis dari perkembangan buah. Akan tetapi mekanisme yang mendasari kelakuan auksin pada penjarangan buah belumlah diketahui.
- Penghambatan pembentukan kuncup batang. Banyak jenis tanaman hias berkayu membentuk kuncup dalam jumlah besar dari dasar batang yang mana kalau tidak dihilangkan akan merubah pohon menjadi semak. Penghilangan kuncup ini dengan tangan secara berkala membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Sampai ditemukan perlakuan batang pohon dengan auksin NAA sekitar 10.000ppm (1,0 persen) sangat menghambat pertumbuhan pucuk ini.
- Kultur jaringan. Inisiasi akar dan batang pada potongan kecil jaringan tanaman yang ditumbuhkan pada kondisi aseptik sudah menjadi metode yang standar dari mikropropagasi pada beberapa spesies tanaman. Sering auksin seperti IAA atau 2,4-D sudah termasuk dalam media kultur untuk inisiasi akar.
GIBBERELLIN
(GA)
Giberelin
merupakan kelompok hormon tanaman alami dengan banyak fungsi pengaturan yang
kuat. Yang paling dikenal adalah menstimulasi pertumbuhan stek secara dramatis,
jauh melampaui auksin. Giberelin juga menstimulasi pembelahan sel, pemanjangan
sel atau keduanya dan juga mengatur sekresi enzim.
Pada beberapa tanaman giberalin terlibat di dalam inisiasi bunga dan ekspresi
sex (bagian bunga jantan atau betina). Pembentukan buah juga pertumbuhan buah,
penuaan dan pematangan buah nampaknya dikontrol oleh giberelin pada beberapa
spesies. Senescen atau penuaan bagian tanaman, khususnya daun juga dipengaruhi
oleh GA. Jagung dan polong kultivar kerdil tertentu jika diperlakukan dengan GA,
tumbuh menjadi tinggi normal, menunjukkan bahwa tanaman-tanaman kerdil tersebut
kekurangan hormon giberelin.
Giberelin
juga terlibat dalam mengatasi dormansi di dalam biji dan kuncup. Peranannya
dalam perkecambahan benih barley telah banyak diteliti. Setelah benih dibasahi
dan ditempatkan pada temperatur ruang, giberelin alami dibentuk di dalam embryo
dan ditranslokasikan ke lapisan aleuron di sekitar endosperm. Dengan sedikit
GA, sel pada lapisan aleuron mensintesis enzim tertentu seperti amilase
protease dan lipida. Enzim-enzim ini kemudian berdisfusi melalui endosperm,
menghidrolising tepung dan protein menjadi gula dan asam amino sehingga menjadi
tersedia untuk pertumbuhan dan perkembangan embryo.
Struktur
molekul dari giberalin sudah dikenal, yang khas seperti gambar 6-18. Setelah
tahun 1986 sebanyak 70 giberelin yang berbeda telah ditemukan pada jaringan
berbagai tanaman. Beberapa yang umum antara lain GA1, GA3, GA4, GA7.
Giberelin
pertamakali ditemukan tahun 1926 oleh peneliti-peneliti jepang yang meneliti
penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh fungi Gibberella fujikuroi. Tanaman
yang terinfeksi fungi tumbuh cepat dan abnormal. Ekstrak tanaman tersebut
diaplikasikan ke tanaman sehat menstimulasi pertumbuhan yang abnormal juga.
Tahun 1939 kandungan aktifnya diekstrak dari fungi, kemudian dikristalisasi dan
diberi nama giberelin. Penelitian awal mengenai giberelin ini belum diketahui
dunia barat sampai awal tahun 1950an ketika penelitian besar-besaran dimulai
khususnya di USA dan Inggris. Penelitian ini dimulai dengan mengisolasi
beberapa bentuk yang berbeda dari giberalin yang diisolasi dari jamur
Gibberella dan dari tanaman tingkat tinggi.
Giberelin
disintesis di tunas pucuk tanaman, terutama pada primordia daun baru.
Giberelin juga ditemukan pada embryo dan kotiledon biji muda dan di dalam
jaringan buah. Sebagai tambahan, sistem perakaran mensintesis giberelin dalam
jumlah besar, yang bergerak ke atas dalam tanaman. GA ditranslokasikan dengan
mudah di dalam tanaman ke dua arah, tidak seperti auksin, yang sebagian besar
bergerak dari pucuk ke arah bawah.
Perusahan-perusahan
farmasi memproduksi kristal GA, seperti asam atau garam potasium untuk
penelitian dan aplikasi komersil tertentu. Segala persiapannya didapatkan dari
pertumbuhan jamur Giberella dalam proses yang sama yang digunakan dalam membuat
antibiotik.
Walaupun
telah dibuktikan bahwa giberelin terbentuk secara alami didalam kebanyakan
tumbuhan tinggi, hanya sedikit yang diketahui mekanisme fisiologis kelakuan dan
pergerakannya.
Walaupun giberelin
merupakan golongan hormon tumbuhan yang kuat dan penting terlibat di dalam
banyak fungsi tanaman, hanya sedikit fungsinya di bidang pertanian yang telah
diketahui, beberapa adalah :
- Meningkatkan ukuran buah pada anggur tanpa biji. Ini merupakan aplikasi komersil yang mendasar dari giberelin. Secara praktis semua perkebunan anggur dari anggur’’Thompson Seedles” yang ditumbuhkan untuk buah meja di California disemprot setiap tahun. Perlakuan pada 2,5 sampai 20ppm saat pembungaan digunakan untuk penjarangan tandan, dan pada 20 sampai 40 ppm pada stadium pembentukan buah meningkatkan ukuran butiran buah. Ukuran butiran pada kultivar anggur yang lain seperti ’Black Corinth’ juga ditingkatkan dengan penyemprotan giberelin.
- Menstimulasi perkecambahan biji dan pertumbuhan bibit. Sejumlah kasus telah dilaporkan di mana biji yang direndam di dalam larutan asam giberelin sebelum germinasi sangat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan bibit. Respon yang sama juga didapat pada tanaman barley, padi, kacang polong, apokat, jeruk, anggur, camelia, apel, peach dan cherry. Secara umum efektif perendaman 24 jam pada berbagai konsentrasi dari 20 sampai 10.000 ppm.
- Mendorong pembentukan bunga jantan pada mentimun. Bila polen diinginkan untuk membentuk biji hibrida, aplikasi sekali GA pada daun akan menstimulasi kejantanan dari mentimun. Hal ini sudah dibuktikan sebagai penemuan yang penting untuk para hibrider.
- Mengatasi kebutuhan suhu dingin untuk beberapa tanaman. Tanaman azalea membutuhkan 6 minggu temperatur dingin (8oC atau 46oF untuk menumbuhkan kuncup bunga. Beberapa aplikasi pada daun yaitu 1000ppm akan mengganti secara komplit atau sebagian kebutuhan dingin ini untuk perkembangan kuncup bunga. Aplikasi sekali 15ppm giberelin digunakan pada Cyclamen periscum untuk menstimulasi perkembangan bunga. Sudah ditunjukkan dengan penelitian giberelin yang diaplikasikan pada tanaman bienial yang membutuhkan periode dingin sebelum berbunga menyebabkan pembungaan lebih awal. Tetapi kebanyakan perlakuan ini mempunyai nilai komersial yang terbatas.
Sitokinin
Kelompok
hormon tumbuhan ini awalnya mendorong pembelahan sel tetapi juga pada banyak
aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti pembesaran sel,
diferensiasi jaringan, dormansi, stadia-stadia yang berbeda dari pembungaan dan
pembuahan dan penghambatan senescen atau penuaan daun.
Sitokinin
berinteraksi dengan auksin untuk mempengaruhi diferensiasi jaringan. Seperti
ditunjukkan olah gambar 6-23 pemberian sitokinin saja dari luar menstimulasi
pembentukan kuncup pada ruas batang tembakau; pemberian auksin saja menyebabkan
perkembangan akar, tetapi bila sitokinin dan auksin diberikan secara bersamaan
menyebabkan kegagalan, hanya masa kalus yang berdiferensiasi saja yang
terbentuk.
Sitokinin
ada yang alami seperti zeatin dan ada juga yang sintetis seperti seperti
kinetin dan benzyladenin (BA). Mungkin lebih dari 100 sitokinin yang diketahui
baik yang alami maupun yang sintetis. Sitokinin terbentuk pada banyak jaringan
tanaman baik sebagai material hormonal bebas maupun sebagai komponen dari RNAt.
Sitokinin dijumpai berlebihan di dalam embrio dan biji yang sedang berkecambah
dan di dalam buah muda yang sedang berkembang-semua jaringan dengan sel yang
sedang membelah. Akar mensuplai sitokinin ke atas ke pucuk.
Mekanisme
kelakuan sitokinin di dalam tubuh tumbuhan belum diketahui dengan jelas.
Sitokinin secara tidak langsung meningkatkan aktivitas enzim dan meningkatkan
produksi DNA pada beberapa jaringan. Efek-efek pengaturan ini nampaknya
dihasilkan dari interaksi dengan hormon lain di dalam tanaman.
Sitokinin
ditemukan ketika para ilmuwan di Universitas Wisconsin tahun 1955 menggunakan
bahan sintetis kinetin, yang kemudian diberi nama sitokinin karena menyebabkan
pembelahan sel pada celah batang tembakau. Setelah banyak aktivitas fisiologis
kinetin yang menarik mulai nampak, tanaman kemudian diuji untuk kemungkinan
bahan-bahan alami yang menyerupai kinetin. Tahun 1964 bahan tersebut diisolasi
dari biji jagung muda oleh peneliti dari New Zealand dan dinamakan zeatin. Promoter
aktif dari pembelahan sel diketahui ada di dalam susu kelapa akhirnya
ditentukan sebagai zeatin-riboside.
Walaupun
sitokinin sangat berperanan dalam pengaturan pertumbuhan tanaman, tidak ada
penggunaan penting di bidang pertanian yang telah dikembangkan berkaitan dengan
sitokinin ini. Di dalam media akseptik kultur jaringan, sitokinin biasanya
ditambahkan untuk menginduksi perkembangan pucuk. Aplikasi sitokinin pada
jaringan hijau telah ditunjukkan memperlambat senescens. Bahan-bahan ini juga
sudah digunakan secara eksperimental dan dalam aplikasi komersil yang terbatas,
pada mawar greenhouse dan tanaman krisantenum dalam pot untuk menstimulasi
pertumbuhan tunas ketiak dengan mengatasi penghambat pucuk alami.
Ethylen
Sudah banyak
diketahui bahwa gas etilen membawa respon yang sangat bervariasi di dalam
tanaman. Jauh di tahun 1924-an ditemukan bahwa etilen menyebabkan pemasakan
buah; Tahun 1925 etilen ditentukan dapat mengatasi dormansi kuncup pada umbi
kentang; Tahun 1931, bisa menginduksi pengguguran daun; Tahun 1932 dapat
menginduksi pembungaan pada nenas; Tahun 1933 dapat menyebabkan pembentukan
akar pada stek batang. Pada pertengahan 1930-an ditentukan bahwa etilen sendiri
adalah produk tanaman, dan timbul berbagai argumen apakah etilen, yang merupakan
gas digolongkan sebagai hormon tanaman.
Perhatian
selanjutnya diarahkan pada kemungkinan peranan etilen sebagai pengatur tumbuh
alami sampai th 1960-an berkembangnya teknik gas kromatografi yang memungkinkan
mendeteksi konsentrasi etilen serendah one part per billion. Penelitian yang
sangat banyak pada fisiologi etilen di tahun 1960-an dan tahun 1970-an telah
menempatkan etilen sebagai hormon tumbuhan.
Etilen
sendiri merupakan molekul yang sangat kecil (CH2=CH2), dibandingkan dengan
hormon tanaman yang lain. Mekanisme biosintesis etilen di dalam tanaman sudah
semakin bisa dijelaskan. Etilen sebagai gas langsung berdifusi ke seluruh
bagian tanaman, banyak gerak seperti CO2 dan bisa menunjukkan pengaruhnya dalam
jumlah yang sangat kecil. Kelarutannya di dalam air juga meningkatkan
gerakannya di dalam tanaman. Lapisan kutikular dari permukaan sel-sel luar
cendrung menahan kehilangan dari tanaman. Etilen nampaknya diproduksi di dalam
meristem tanaman yang sedang tumbuh aktif, buah masak dan gugur, bunga gugur,
biji yang sedang berkecambah, di bagian jaringan tanaman tertentu sebagai
respon pelengkungan, pembengkakan atau pelukaan. Etilen sintetis, dari ethepon,
diaplikasikan ke jaringan tanaman menyebabkan ledakan produksi etilen alami,
merupakan pengaruh autokatalitik.
Hanya
bagaimana etilen mengeluarkan pengaruh pengaturannya belum diketahui benar
dibandingkan mekanisme dasar yang terlibat dalam aksi hormon tanaman yang lain.
Satu teori adalah bahwa etilen mengatur beberapa aspek dari transkripsi DNA
atau translasi RNA sehingga mengubah arah sintesis protein RNA dan akibatnya
mengubah pola enzim. Tetapi beberapa mekanisme lain juga nampaknya di dalam
proses.
Kemungkinan
penggunaan komersial dari etilen sangat meningkat perkembangannya di tahun
1960-an dari senyawa pelepas etilen seperti ethepon (2-chloroethyl) phosphonic
acid. Senyawa ini diaplikasikan sebagai semprotan agrikultur yang secara
perlahan melepaskan etilen ke dalam jaringan tanaman. Dibandingkan dengan
beberapa hormon tanaman yang lain, etilen dan bahan kimia yang melepaskan
etilen mempunyai beberapa aplikasi komersial yang bernilai :
- Pemasakan buah. Gas etilen disuntikkan ke dalam ruang penyimpanan kedap udara, digunakan secara komersil untuk mematangkan buah nenas, melon honeydew dan tomat. Pemberian ethepon 1000ppm akan mematangkan pisang kira-kira dalam waktu yang sama dengan pemberian 100ppm gas etilen. Ethepon juga akan mematangkan tomat yang hijau akan tetapi secara hortikultura masak 12 hari setelah mereka direndam di dalam larutan 5000ppm selama 30 detik. Ethepon digunakan sebagai semprotan sebelum matang untuk mendorong pemasakan yang seragam dari apel, cheri, figs, blueberries kopi dan nenas. Untuk memanen tomat kalengan dengan peralatan mesin pemanen, dimana semua hasil dipetik sekali, perlu dimatangkan dan dan berwarna penuh saat panen. Menyemprot lahan dengan bahan yang melepaskan etilen sebelum panen mendorong perkembangan warna merah yang seragam dari buah hijau.
- Inisiasi bunga. Gas etilen yang dilepaskan dari ethepon menginisiasi bunga pada beberapa spesies nenas-nenasan hias, termasuk Ananas spp., Aechmea fasciata, Neoregelia spp., Billbergia spp., and Vriesia splendens. Penyemprotan dilakukan dengan 2500ppm larutan pada daun. Tanaman harus dalam stadia vegetatif pada saat aplikasi kemudian segera setelahnya harus dipaparkan pada hari pendek untuk mendapatkan kondisi yang sesuai untuk pembungaan. Ethepon telah digunakan secara luas untuk mendorong pembungaan yang seragam pada pisang yang dibudidayakan.
- Mengubah ekspresi seks. Aplikasi etilen pada tanaman tertentu seperti mentimun dan waluh, secara dramatis bisa meningkatkan produksi bunga betina. Beberapa kultivar mentimun membentuk baik bunga betina maupun bunga jantan yang tidak menjadi buah pada tanaman yang sama. Menyemprot anggur dengan ethepon menyebabkan seluruh bunga menjadi betina, yang kemudian berkembang menjadi buah sehingga hasil meningkat. Percobaan ini memberi hasil yang sama dengan penelitian terdahulu ketika menggunakan auksin.
- Penguningan buah jeruk, lemon dan anggur. Kadang kulit buah jeruk matang dan dan anggur tetap hijau karena mempunyai tingkat klorofil yang tinggi walaupun kualitas untuk dimakan, kandungan larutan dan rasio padatan terlarut cukup tinggi sehingga sudah mencapai standar panen. Packing jaruk memperlakukan jeruk tersebut dengan etilen 20ppm 12-72 jam. Perlakuan ini memecah klorofil dan menyebabkan nampaknya pigmen karotinoid kuning dan oranye. Selama perlakuan tersebut dibutuhkan suhu 26oC-30oC (80oF-85oF) dan RH 85%. Merendam buah di dalam 1000 ppm larutan etephon mempunyai pengaruh yang hampir sama dengan perlakuan gas etilen pada jeruk.
- Membantu pemanenan. Buah dan kacang tertentu seperti cherri asam dan walnut dipanen dengan penggoyang pohon mekanis yang menggoyang pohon sampai buah-buah berjatuhan ke dalam jaring penangkap atau ke tanah yang kemudian dikumpulkan. Seringkali hal ini tidak benar-benar berhasil karena buah dan kacang sangat kuat melekat pada pohonnya sehingga alat tdk melepaskannya. Tetapi dengan dengan menyemprotkan pohon sekitar seminggu sebelum panen dengan senyawa pelepas etilen-ethepon, misalnya efek penginduksi absisi dari etilen menghasilkan persentase yang lebih tinggi untuk pelepas buah.
Etilen juga
membahayakan tanaman. Etilen dapat menyebabkan absisi daun yang tidak
diinginkan dan bisa mempercepat senescen pada kebanyakan bunga. Pemberian
sedikit part perbilion etilen kedalam udara sekitar akan
menyebabkan bunga carnation menutup, kuncup mawar mekar secara prematur,
sepala dan petala bunga anggrek berkembang menjadi seperti berair. Polinasi
dari bunga anggrek bisa menghasilkan etilen dalam jumlah yang cukup untuk
menyebabkan kerusakan pada bagian bunga. Etilen dapat menyebabkan
gugurnya kuncup bunga pada bulb selama pengapalan. Sedikit umbi tulip yang
berpenyakit memproduksi cukup etilen di dalam rak packing yang menghentikan
perkembangan selanjutnya dari bunga umbi di dalam bulb.Pada bunga komersil
tertentu seperti karnation dan geranium efek merusak dari etilen mungkin
dihambat dengan pemberian silver thiosulfate.
Inhibitor
Beberapa
pengatur tumbuh tanaman bersifat menghambat dibandingkan menstimulasi
pertumbuhan tanaman. Salah satunya adalah abscisic acid adalah hormon tanaman
alami. Senyawa lain ditemukan di dalam tanaman, secara mendasar senyawa-senyawa
penolik, menghambat pertumbuhan tetapi tidak digolongkan ke dalam hormon
tanaman. Golongan ketiga terdiri dari kimia sintetis, tidak dijumpai pada
tanaman, yang mempunyai kegunaan penting dan komersil untuk menghambat
pertumbuhan atau sebagai bahan penghambat.
Abscisic
Acid (ABA)
Asam absisat
cendrung berinteraksi dengan hormon lain di dalam tanaman, untuk melawan
pengaruh pendorong pertumbuhan dari auksin dan giberelin. ABA terlibat di dalam
pengguguran buah dan daun, juga dalam awal dormansi di dalam biji dan pada
stadia awal dari sisa periode vegetatif dan kuncup bunga pohon dan semak
tahunan berkayu. Dormansi yang diinduksi dengan pemberian ABA sintetik bisa
diatasi dengan perlakuan giberelin-contoh dari pengaruh antagonis kedua hormon
ini. ABA sangat efektif dalam menginduksi penutupan stomata daun, menunjukkan
kemungkinan perannya dalam stress fisiologis di dalam tanaman. Peningkatan yang
tinggi dari kandungan ABA di dalam daun mencirikan sudah terjadi stress air di
dalam tanaman.
Asam absisat
tersebar di dalam tubuh tanaman dan bisa didapat dengan ekstraksi alkohol dari
beberapa jaringan tanaman. Beberapa bioassay digunakan untuk mendeteksi asam
absisat dalam material tanaman. Satu berdasarkan respon penutupan stomata
seperti yang sudah disebutkan di atas.
Penelitian
dilakukan di California tahun 1964 pada perkembangan buah kapas dewasa
ditemukan material penghambat yang tidak diketahui yang konsentrasinya berubah
drastis, mencapai level tertinggi selama pengguguran buah. Bahan tersebut
diisolasi dari buah kapas, dikristalisasi dan diberi nama Abscisin II aktivitas
absisinya. Pada waktu yang hampir bersamaan di Inggris, material penghambat
ditemukan pada daun pohon sycamore, khususnya pada musim gugur. Bahan ini
diberi nama dormin, yang kemudian diketahui sama dengan absisin II yang
diisolasi dari buah kapas. Kemudian diputuskan untuk menamakan keduanya
’abscisic acid’. Untuk beberapa tahun sebelum abscisic acid diidentifikasi,
penghambat pertumbuhan yang sangat kuat dan terkenal atau campuran penghambat di
dalam tanaman diketahui ada dan dikenal sebagai kompleks ß inhibitor.
Selanjutnya satu komponen yang paling penting adalah abscisic acid.
Abscisic
acid bergerak dengan cepat di seluruh bagian tanaman. Buah khususnya buah rose,
ABAnya tinngi.Juga nampaknya ABA disintesis oleh daun. Mekanisme
kelakuan ABA di dalam tanaman dipercaya beberapa orang terlibat dalam perubahan
asam nukleat dan sistem sintesis protein, walaupun aksi yang cepat dari ABA
waktu diaplikasikan ke tanaman..menunjukkan...pengaruh yang lebih langsung.
Abscisic
acid sulit dan mahal disintesis, sehingga biasanya digunakan hanya untuk
penelitian yang membutuhkan hanya dalam jumlah yang sedikit. Tidak ada
penggunaan komersial yang dikembangkan sebagian disebabkan kurangnya jumlah
bahan uji yang mencukupi.
INHIBITOR-INHIBITOR
LAIN
Tanaman
mengakumulasi banyak senyawa yang namapaknya tidak mempunyai peranan dalam
metabolisme, walaupun mereka bisa beraksi seperti inhibitor dan pada beberapa
kasus bersifat toksik pada insek dan binatang yng memakannya.
Inhibitor-inhibitor ini sebagian besar senyawa penolik seperti bensoic acid,
cinnamic acid, caffeic acid dan coumarin (lihat gambar 6-24). Pada beberapa
tanaman, senyawa itu ada dalam konsentrasi tinggi nomor dua setelah setelah
karbohidrat.
PENGHAMBAT
PERTUMBUHAN SINTETIS
Kelompok
penghambat pertumbuhan yang agak bervariasi yang telah dikembangkan sejak
sekitar tahun 1950an mempunyai beberapa kegunaan yang penting secara komersil
pada tanaman hias, khususnya dalam membentuk tipe tanaman yang kompak dan
kerdil. Senyawa ini secara umum bereaksi memperlambat, tetapi tidak
menghentikan, pembelahan dan pemanjangan sel di bawah meristem, biasanya tanpa
menyebabkan malformasi (kesalahan bentuk) batang atau daun. Pengaruh utama dari
senyawa-senyawa ini adalah kebalikan dari giberelin, biasanya merubah tanaman
yang tinggi menjadi bentuk roset. Mereka mungkin beraksi dengan menghambat
sintesis atau aksi giberelin. Tanaman yang diperlakukan dengan penghambat
pertumbuhan ini mempunyai penampilan kerdil dan kompak, yang biasanya lebih
menarik dibandingkan bentuknya yang lebih besar. Tanaman perdaunan yang lebih
gelap dan menarik dan bunga yang lebih banyak.
Beberapa
penghambat pertumbuhan sintetis yang diketahui adalah :
Daminozide
(succinic acid-2, 2-dimethyl hydrazide, alar, B-nine)
Seperti
nampak pada gambar 6-24, daminozide adalah asam organik. Hasil pengujian
menunjukkan senyawa ini secara efektif menghambat pertumbuhan dan menstimulasi
pembungaan dari beberapa jenis tanaman hias herbaceos dan berkayu dan akan
meningkatkan ukuran dan warna dari berbagai spesies buah-buahan. Diantaranya
yang memberi respon bagus termasuk chrisantenums (2500-5000 ppm) (gambar-6-25),
berbagai tanaman bedding (2500-5000 ppm) dan azalea (2500 ppm). Kadang-kadang
dibutuhkan dua kali pemberian, selang 2 atau 3 minggu untuk mendapatkan bentuk
kerdil yang diinginkan.
Chlormequat
[(2-chloroetyl) trimethylammonium chloride, cycocel, CCC].
Struktur
formula dari senyawa ini ditunjukkan pada gambar 6-24. Chlormequat efektif
dalam menghambat tinggi dari beberapa tanaman hias. Tinggi dari tanaman
poinsettia merah bisa diatur bila chlormequat disiramkan pada tanah (3000-6000
ppm) atau disemprotkan ke daun (1500-2000 ppm) pada saat musim gugur.
Menyemprot azalea atau geranium dengan sekitar 2500 ppm akan menghambat
pertumbuhan. Pemberian chlormequat pada tanah dari pembibitan geranium dan
bougenvillea (3000 dan 200 ppm masing-masing) menghambat inisiasi kuncup.
penggunaan menarik lainnya dari CCC adalah dalam mencegah lodging (rebah)nya
tanaman-tanaman gandum. CCC ini paling bagus diaplikasikan antara tillering
(perkembangan tunas-tunas baru dari bagian bawah tanaman asal/pokok/induk) dan
pertumbuhan yang cepat dari pucuk, dan menghambat perpanjangan internode (ruas)
sehingga tanaman menjadi lebih pendek.
Ancymidol
(A-rest),α-5-pyrmidie methanol.
Penghambat
pertumbuhan ini sangat efektif untuk menhurangi tinggi dari beberapa tanaman
pot berumbi. Ancymidol diregistrasi oleh U.S Environmental Protection Agency
untuk mengatur tinggi chrisantenum, lilies, poinsettias dan tulips yang
ditumbuhkan dalam wadah. Senyawa ini bisa diberikan dengan menyiramkan pada
tanah. Easter lilies (Lillium longiflorum) diperlakukan pada saat tinggi
7,5 – 15 cm dengan 0,25 mg ancymidol yang dilarutkan dalam 180 ml air. (1,32
ppm) per 15 cm pot. Tulip dalam pot ukuran sama bisa disiram dengan 0,125
sampai 0,50 mg per 120 ml air satu atau empat hari setelah tanaman dibawa ke
dalam green haus dari ruang dingin. Kultivar tulip responnya bervariasi
terhadap ancymidol.
Paclobutrazol
(ICI-PP333). [2RS, 3RS]-1-[4-chlorophenyl] 4-4-dimethyl-2-1,
4-triazol-yl-pentan-3-ol] Bonzi (4)
Penghambat
pertumbuhan sintetis ini mempunyai sifat seperti anti giberelin. Telah
dibuktikan bahwa senyawa ini mengatur pertumbuhan vigor pucuk baik pada species
tanaman herbaseus maupun tanaman berkayu. Ini sangat berguna untuk memperlambat
pertumbuhan di dalam bedeng pembibitan.
Saat ini kondisi tanah pertanian sudah banyak yang kurang maksimal untuk tempat pertumbuhan tanaman maka salah satu solusi diperlukan adanya zpt.
BalasHapussaat ini sejauh pengamatan saya terhadap penggunaan ZPT terhadap tanaman padi dan sayuran GA adalah yg paling populer dan yg paling banyak di respon petani adalah penggunaan ZPT berbahan aktiv GA7
BalasHapusButuh referensi lagi mengenai kerja secara fisiologis dari daminozide dalam menghambat tinggi tanaman bunga krisan
BalasHapusPUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan hormon two four D 100ml untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro
Post yang hormon kaumarin dong kak
BalasHapus