BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penyakit Akar Gada keluarga Kubis
Penyakit akar gada adalah penyakit seperti jamur keluarga kubis dan merupakan penyakit yang umum di Indonesia yang menyebabkan kerugian signifikan terhadap hasil dan panen kubis pada umumnya. Penyakit ini disebabkan oleh patogen Plasmodiophora brassicae.
2.2.Gejala
Kelayuan bibit atau tanaman adalah gejala bibit telah terinfeksi. Hal ini menunjukkan bahwa akar telah rusak. Gejala pertama kali terlihat pada akar adalah pembengkakan yang berkembang menjadi distorsi besar atau seperti gada. Keseriusan bergantung kepada usia tanaman dan waktu bersentuhan dengan penyakit tersebut. Awalnya, ladang -ladang tanaman yang sangat kerdil akan muncul di ladang. Pada tanaman di waktu-waktu selanjutnya, ladang –ladang tanaman akan meluas hingga seluruh ladang terinfeksi. Semakin banyak spora yang ada di dalam tanah, maka semakin parah gejalanya. Tanaman kubis mungkin tumbuh tanpa kepala.
2.3.Penyebaran
Spora Penyakit akar gada dapat bertahan hidup di dalam tanah hingga 20 tahun. Ini berarti jika penyakit akar gada masuk ke ladang hampir tidak mungkin untuk benar-benar menyingkirkannya. Spora bangun dan kemudian berkecambah dengan hadirnya akar keluarga kubis. Mereka mengeluarkan spora berenang yang tertarik ke akar kubis dan berenang ke arah mereka ketika tanah sangat basah. Spora melekat pada akar di mana mereka tumbuh dan menyebabkan pembengkakan. Penyakit akan memburuk dengan meningkatnya kelembaban tanah dan suhu tanah naik di atas 20 °C. Kondisi ideal untuk infeksi penyakit akar gada termasuk tanah asam (pH kurang dari 7), tanah basah, suhu hangat (20-25°C) dan tanaman inang rentan. Penyebaran spora yang dorman ke ladang adalah dengan obyek yang dapat membawa tanah yang terkontaminasi, seperti alat pertanian, sepatu kotor, bibit terinfeksi, hewan pemakan rumput dan air permukaan. Penyebaran umumnya adalah bibit ditanam di pada tanah terkontaminasi.
2.4.Pengendalian
Anda dapat membantu mengendalikan penyakit akar gada dengan cara pembibitan yang ketat dan kebersihan ladang digabungkan dengan membuat ladang anda kurang menarik bagi Plasmodiophora brassicae. Dalam artian lading yang kita gunakan untuk menanam kubis diberi perlakuan yang tidak disukai oleh Plasmodiophora brassicae. Seperti,seperti;
a.Pembibitan dan kebersihan ladang
ü Cegah agar tanah dan bahan tanaman tidak membawa spora dorman memasuki ladang anda.
ü Bersihkan tanah dari alat sebelum meninggalkan ladang.
ü Jangan tanam bibit yang terinfeksi. Beli bibit anda dari pemasok yang punya reputasi baik dan tidak memiliki penyakit akar gada.
ü Jika anda menumbuhkan bibit sendiri, pastikan anda menggunakan tanah steril atau ladang - ladang di mana penyakit akar gada belum pernah ditemukan. Akar kubis yang bersih dan terinfeksi (penggunaan foto seijin Ian Porter, DPI, Victoria)
ü Pastikan air irigasi yang digunakan pada tempat pembibitan bersih dan tidak terkontaminasi dengan spora penyakit akar gada. Jika tidak yakin, sterilkan air dengan merebusnya atau menambah kaporit. Perlakukan (treatment) air dengan sodium hipoklorit 1000 ppm (NaOCl) selama 10 menit. Hal ini dilakukan dengan menggunakan 20 ml NaOCl 5,25% per liter air, misalnya 20 ml So Klin Pemutih Apel per liter air. Jangan membuat bekas air ini ke sungai dan jangan digunakan di luar tempat pembibitan. Untuk ladang dan kebun, pompa air irigasi ke tanki penampung air dan diamkan air selama 12 jam. Spora akan mengendap ke dasar tangki. Pompa air hanya dari bagian atas tanki dan buang air di bagian bawah setinggi 30cm yang mengandung spora dari ladang. Jangan lakukan perlakuan (treatment) air di ladang yang luas dengan air kaporit.
b.Pengendalian ladang
ü Pilih tempat-tempat dengan pengeringan tanah yang terbaik.
ü Catat pembacaan pH tanah teratur dan gunakan kapur untuk meningkatkan pH sampai 7 – 7,5 (lihat lembar fakta pH Tanah untuk Kubis).
ü Jangan berlebihan mengairi tanaman.
ü Selang-seling dengan tanaman keluarga non-kubis selama mungkin.
ü Gunakan varietas yang lebih toleran atau resisten, misalnya Maxfield.
ü Buang dan bakar tanaman yang terinfeksi dari seluruh tanaman itu, untuk mengurangi jumlah spora.
c.Fungisida
Ø Jangan hanya mengandalkan kepada fungisida untuk mengatasi penyakit akar gada. Gunakan pendekatan pengelolaan yang terintegrasi.
Ø Tidak ada fungisida yang teregistrasi di Indonesia dan khusus untuk mengatasi penyakit akar gada.
Ø Hanya fungisida berspektrum luas dengan zat aktif karbendazim atau dazomet yang teregistrasi.
Ø Bahan kimia ini membahayakan kesehatan manusia jika digunakan secara salah atau tanpa peralatan keselamatan yang sesuai, dan bisa merusak tanah jika digunakan secara berlebihan.
Siklus hidup penyakit akar gada dan tindakan yang meningkatkan atau menghambat penyakit akar gada
makasi kkak
BalasHapuspas banget sama yang tak cari
nambah referensi hahhahaa :D