Selasa, 24 April 2012

Pertanian Berkelanjutan (sustainable agriculture)


Sebagian besar penduduk di kita tentunya masih bertanya – Tanya bagai mana untuk kedepanya dari suatu kelangsungan sebuah kehidupan kita. Pertanyan ini tentunya tidak tekait dalam memnjalani sebuah kehidupan tapi semua tersebut akan ditentunkan dari bagai mana kita menjalankan kehidupan. Begitu pula dalam hal pertanian bagai mana kedepanya dan bagai mana pengaruh kita terhadap kelangsungan dimasa depan. Dari hal tersebuatlah menyebabkan munculah kata yang sering kita dengar yaitu pertanian berkelanjutan.

 Sebelum kita membahas tentang pertanian berkelanjutan tentunya kita lihat dulu pertanian yang telah kita lakukan sekarang. Pertanian yang kita lakukan sebagian besar dari penduduk Indonesia adalah menganut system pertanian kompensonal. Pertanian ini menitik beratkan terhadap kualitas hasil dan produksi, sehingga pada system ini kata pestisida sangatlah akrab didengar oleh penganutnya. Tetapi dari hal yang dilakukan tersebut menimbulkan efek – efek yang merusak lingkungan baik air, udara, tanah, maupun hasil tanaman (buah, biji, batang, daun, dll mengandung pestisida). Tentunya dengan keadaan ini untuk kedepanan atau keberlangsungan hidup kita akan dipertanyakan?.

Akibat dari hal tersebut munculah konsep baru yang disebut pertanian berkelanjutan. Dari konsep ini lah diharapkan bahwa nantinya dengan menjalankan pertanian memikirkan tentang dampak dan keberlanjutan suatu system pertanian dan lingkungan. Sehingga nantinya bisa berlanjut baik dari manusia maupun ekosistem lain yang berada dibumi ini.

Kunci dari system pertanian berkelanjutan ini tentunya terletak pada kata berkelanjutan. Berlanjut dalam hal ini beati dapat dilaksanakan seterusnya, berlanjut pua secara ekonomi artinya dalam system pertanian ini petani mendapatkan keuntungan sehingga petani mau untuk bertani.  Sehingga disini akan terciptanya keselarasan dalam system ini. Sehingga pertanian ini dapat dilakukan bikan hanya kita (pada saat ini) juga bisa dilakukan oleh anak cucu kita kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar