BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu:
Rabu, 13 April – 18 April 2011, pukul 15.00 WITA
Tempat:
Laboratorium Pasca Sarjana
3.2 Alat – alat dan Cara
Kerja Fraksinasi
Fraksinasi
dilakukan dengan menggunakan kolom kromatografi yang dilanjutkan dengan
kromatografi lapis tipis (TLC : Thin Layer Chromatography).
Prosedur
kerja:
1. Ekstrak
kasar yang sudah diperoleh disiapkan dalam silica gel (silica gel harus remah
seperti pasir dan semua solven sudah menguap).
2. Siapkan
kolom pada posisi tegak dan sumbat lubang bawahnya dengan kapas. Ukuran kolom
disesuaikan dengan jumlah sampel yang difraksinasi. Catatan: untuk 10 gr sampel
diperlukan kolom dengan ukuran (diameter 3 cm dan panjang 60 cm), kira – kira
berisi sekitar 100 gr silica gel.
3. Timbang
sekitar 100 gr silica gel (untuk 10 gr sampel) larutkan dalam heksan kemudian
tuangkan ke dalam kolom secara berlahan. Biarkan lubang bawah kolom tertutup
sehingga silica gel akan mengendap. (biasanya kolom ini disiapkan sehari
sebelum kegiatan fraksinasi).
4. Tuangkan
sampel dalam silica gel secara hati – hati ke dalam bagian atas kolom. Di atas
permukaan sampel tempatkan kapas, agar terkesan solven tidak mengganggu lapisan
sampel.
5. Siapkan
system solven mulai dari solven bersifat non-polar (heksan) dilanjutkan dengan
solven yang lebih polar.
Untuk
percobaan ini system solven yang digunakan adalah sebagai berikut:
Heksan
: 500 ml
Heksan
: dikloro metan = 50 : 50 = 500 ml
Dikhlorometan
: 500 ml
Dikhlorometan
: etil asetat = 50 : 50 = 500 ml
Etil
asetat : 500 ml
Masing
– masing ditampung sebanyak 100 ml, maka akan diperoleh 25 fraksi awal.
Thin Layer
Chromatography
Fraksi
awal yang diperoleh (25 fraksi) ada kemungkinan mengandung senyawa yang sama
atau berbeda satu sama lainnya. Untuk mengelompokkannya dilakukan TLC. Siapkan
TLC chamber dan TLC plate dan tentukan eluen sebagai pengembang (gunakan heksan
: aseton = 40 : 60). Kelompokkan fraksi berdasarkan pita yang muncul pada TLC
plate. Lanjutkan dengan Bioassay
untuk menentukan fraksi mana yang aktif.
Uji
Daya Hambat Saccharomyces sp. Terhadap
Pertumbuhan Jamur
Fusarium oxysporum fs.
Capsici
Uji
daya hambat Saccharomyces sp.
terhadap pertumbuhan jamur Fusarium
oxysporum fs. Capsici ditentukan dengan menggunakan metode Yuliana dkk.
(1987). Persiapan media tumbuh dilakukan dengan menuangkan 10 ml media PDA yang
masih encer (± 50 °C) pada cawan petri kemudian digoyang – goyangkan secara
melingkar sampai rata di seluruh permukaan cawan petri dan ditunggu sampai
padat. Jamur Fusarium oxysporum fs.
Capsici diinokulasikan pada media PDA, ditengah – tengah cawan petri,
kemudian Saccharomyces sp.
diinokulasikan pada 4 posisi mengapit jamur Fusarium
oxysporum fs. Capsici berjarak 2 cm dari tepi cawan petri. Selanjutnya
cawan petri diinkubasi pada suhu ruang dan pengamatan dilakukan terhadap luas
koloni jamur Fusarium oxysporum fs.
Capsici, dengan mencatat luas koloni Fusarium
oxysporum fs. Capsici. Satiap hari untuk membandingkan antara luas pertumbuhan
koloni jamur Fusarium oxysporum fs.
Capsici Pada media yang diberi perlakuan mikroba antagonis (Saccharomyces sp.) dengan luas
pertumbuhan Fusarium oxysporum fs.
Capsici pada control. Penentuan daya hambat mikroba antagonis ditentukan
dengan rumus:
Daya Hambat =
Luas Koloni Kontrol - Luas Koloni Perlakuan X 100%
Luas
Koloni Kontrol
Usulan Yang Materi yang Masihsih Terkait;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar